Minggu, 19 Januari 2014

MOLENVLIET

MOLENVLIET
(JL. HAYAM WURUK – JL. GAJAH MADA)

Molenvliet adalah kanal yang digali pada tahun 1648 oleh Kapten Cina, Phoa Bing Am, untuk menghanyutkan kayu bakar dan lain – lain dari daerah “dekat hutan” ( disekar bekas gedung Harmoni) ke kota. Penggaliannya dimulai dari Harmoni dan berakhir di pos keamanan “Bantenburg” yang letaknya kira – kira di depan Gedung Glodok sekarang.

Pada waktu itu di sekitar lapangan Glodok terdapat banyak kincir pembuat mesiu , kertas dan lain – lain. Setelah digalinya Molenvliet, di sepanjang  kedua tepinya, dari utara ke selatan, bermunculah gedung- gedung indah. Diantaranya gedung Arsip Nasional sekarang. Kearah selatan lagi berdiri gedung Weeskamer ( Balai Harta Peninggalan). Weeskamer ini tadinya juga bernama “Berendregt”, mengingatkan orang pada nama jalan “Berendrechtlaan” (sekarang Batu ceper). Dibagian selatan Molenvliet , sebagaimana telah disebutkan terdapat pos keamanan “ Rijswijk”. Agak dibelakang “Rijswijk”, di dekat pabrik es petojo, ada dua pos penjagaan bernama “Apenwacht” atau “Jaga Monyet”. Rupanya inilah yang menyebabkan daerah itu sering disebut Jaga Monyet.

Dar di pos “Rijswijk” ada jalan menuju timur, ke arah pos “Noordwijk” di Pintu Air. Jalan ini mula – mula disebut “Jalan menuju ke Noordwijk”, tetapi kemudian sejak pemerintahan Inggris dinamakan “Noordwijk” saja. Sekarang jalan tersebut bernama Ir.H.Juanda. Jalan disamping Noordwijk pada waktu itu belum dikeraskan, tetapi disepanjang tepinya sudah banyak berdiri gedung- gedung yang bagus. Kanal yang diapit oleh jalan Noordwijk dan Rijswijk (Jalan Veteran) digali oleh Belanda untuk menghubungkan Molenvliet dengan kali Ciliwung. Maksudnya bukanlah untuk meningkatkan lalulintas diatas kanal –kanal itu, melainkan untuk member kekuatan agar air kanal Molenvliet dapat lebih deras lagi mengalir sehubungan dengan adanya kincir Kompeni yang dijalankan oleh kekuatan air di dekat Glodok.


Pos Noordwijk sebenarnya didirikan untuk mengawasi hewan ternak di padang rumput milik tuan tanah Anthony Pavilijoen. Padang rumput itu dinamakan “Pavilijoenveld”, letaknya kira- kira di Lapangan Banteng sekarang.

sumber : Jakarta Tempo Doeloe - 1989

Tidak ada komentar:

Posting Komentar