Kata yang bisa saya ungkapkan untuk menggambarkan gedung yang
saat ini masih tegak berdiri di antara himpitan pembangunan hotel modern, yaitu
Hotel Novotel Gajah Mada. Begitu lengkap sesuai dengan kondisi aslinya, Gedung
Chandranaya yang terlihat kental sekali dengan bangunan Tionghoa ini tak hanya terawat, namun juga tetap
dipergunakan untuk berbagai kegiatan!
Gedung Chandra Naya yang berlokasi di Jalan Gajah Mada No.118
Jakarta Pusat ini pada awalnya diberi nama Landhuis Kroekoet ini, didirikan
oleh keluarga Khouw, yaitu Khouw Tian Sek sekitar tahun 1807. Lalu diteruskan
kepada turunannya, Khouw Kim An yang juga seorang pemimpin masyarakat china
(Majoor de Chineezen) yang diangkat oleh Belanda semasa 1910 – 1916 dan 1927 –
1942.
Secara arsitektur dan pernik interior – ornamen kecapi, papan
catur, lukisan – Candra Naya memang menunjukkan pemiliknya adalah cendekiawan
kaya raya yang menghargai ilmu pengetahuan dan seni. Ornemen gedung berlantai
marmer ini dirancang dengan sentuhan mewah kayu hitam bercat warna emas
bernilai seni tinggi.
“Tou-Kung – Pa-Kua”
Jika melihat dari luar, terlihat struktur atap gedung Chandra
Naya yang melengkung bergaya Cina disebut sebagai “Tou-Kung” yang menggambarkan
status sosial penghuninya. Beberapa ornamen yang menempel pada gedung Chandra Naya seperti
“Pa- Kua” berupa pengetuk pintu berbentuk segi delapan mengartikan sebagai
penolak bala, lalu hiasan berupa jamur linchi pada pintu masuk utama yang
melambangkan umur panjang.
Suasana sekitar Candra Naya memang tak lagi seperti dulu.
Setidaknya, kita masih menemui jejak kejayaan masa silam, jejak imigran Cina
daratan yang semula datang ke Tegal lalu hijrah ke Batavia, dan hanya dalam
satu generasi berhasil meningkatkan taraf hidup menjadi kaya raya.
Sumber : Google.com - wikipedia.com - blogspot.com
Sumber : Google.com - wikipedia.com - blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar