BENTENG
FREDERIK HENDRIK DAN TAMAN WILHEMINA
Dijaman penjajahan Belanda
benteng Frederik Hendrik siang dan malam selalu dijaga oleh tentara. Dari benteng
ini tiap pukul 05.00 dan 20.00 selalu terdengar bunyi meriam. Maksud tembakan
itu hanya sebagai tanda yang ditujukan bagi kalangan tentara saja.
Wilhemina Park, di tempat
masjid Istiqlal sekarang, sebelumnya adalah taman yang sangat luas dan indah. Banyak
pepohonan yang rindang di dalamnya. Sungai Ciliwung yang mengalir ketika itu
airnya masih sangat jernih. Beberapa jembatan yang bagus dibuat, menghubungkan kedua
tepi sungai. Banyak orang datang dan duduk –duduk di bawah naungan kerimbunan
pepohonan. Orang pribumi menamakan Wilhemina Park dengan Gedung Tanah. Mungkin karena
benteng Frederik Hendrik ada di tengah – tengahnya.
Untuk memperingati serdadu Belanda yang tewas dalam perang Aceh, di taman ini pernah berdiri sebuah monument namanya “Atjeh Monument”. Ternyata orang- orang Belanda sangat menyukai taman di dalam kota. Berikut ini adalah sebagian dari taman –taman tersebut. Fromberg Park di lapangan Monas sebelah timur laut. Agak di sebelah baratnya adalah Vondel Park. Disebelah baratnya lagi, berhadapan dengan Istana Merdeka, Deca Park. Plantsoen van Heutsz Boulevard sekarang bernama Taman Cut Meutia. Taman Suropati di seberang Gedung Bappenas dulu bernama Burgemeester Bisschoplein, sedang Taman Pejambon tadinya Hertogs Park.
Sumber : Jakarta Tempo Doeloe - 1989
Foto : Google.com dan Wikipedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar